1. Tengku Putri
Safiatuddin,
- Beliau adalah Putri sulung yang banyak tahu tentang sejarah
Tuanku Raja Ibrahim, kini berstatus seorang Janda yang tinggal dirumah panggung
kayu bekas yang lapuk bongkaran rumah orang lain, ketika tsunami rumah tersebut
miring dan hampir roboh. Jika hujan perkarangan rumahnya banjir dan tergenang
air, sangat sangat tidak layak, karena tidak ada perhatian dari pihak – pihak
yang mendata untuk pembangunan rumah bantuan tsunami mau tidak mau dia tetap
tinggal dirumah tersebut dengan beberapa cucunya, tetapi karena sakit-sakitan
dan kondisi rumah yang tidak layak akhirnya seorang anaknya mengajak tinggal
bersamanya untuk sementara waktu menunggu beliau sehat kembali. Saat ini beliau
hidup dari belas kasihan keluarga dan sedikit bantuan anak-anaknya.
2. Teungku Putri
Kasmi Nur Alam,
- Berstatus Janda
dan telah meninggal beberapa tahun lalu dan selama hidup tidak pernah mempunyai
rumah dan hidup bersama dirumah menantunya. Beliau orang yang sangat setia dan
sangat mudah kasihan kepada orang lain meskipun uang tidak cukup untuk diri
sendiri tetapi jika ada orang kesusahan minta tolong pasti dibantu uang dan
tenaga (mungkin ini menurun dari prilaku Sultan). Jadi meskipun hidup bersama
anaknya beliau selalu bisa mandiri untuk memenuhi kebutuhannya seperti ketika
ada orang minta tolong memijat dan perawatan lain khusus wanita, beliau
mendapat ucapan terima kasih berupa uang dan yang lain tanpa pernah meminta
dengan tarif tertentu.
3. Tuanku Raja
Zainal Abidin,
…..???
4. Tengku Putri
Rangganis,
- Berstatus
sebagai janda sekarang menetap di Tangse, kehidupan sehari-hari sebagai petani
dan bantuan biaya dari anak-anaknya
5. Tuanku Raja
Ramaluddin,.
- Telah meninggal
beberapa hari setelah tsunami, almarhum bekerja sebagai anggota TNI bagian medis
dengan pangkat terakhir sersan. Perbuatan terpuji beliau yang terakhir karena
mengerti dengan masalah medis dengan segala kemampuannya merawat orang-orang
bangsa Aceh dalam keadaan luka saat tsunami disekitar beliau, tetapi yang
sangat mengharukan adalah beliau langsung meninggal setelah merawat korban
tsunami, karena kelelahan berhubung usia juga yang sudah lanjut.
6. Tengku Putri
Sariawar,
- Berstatus
sebagai janda sekarang beliau hidup dari membantu anaknya disebuah TK di Banda
Aceh
7. Tuanku Raja
Mansur,
- Beliau meninggal
sebelum Tsunami, dialah yang banyak mewarisi sifat Sultan Aceh terakhir seperti
beliau dengan susah payah mendirikan yayasan Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah
di Kampung Jawa untuk kegiatan pengajian anak-anak yatim disekitar situ dan
memperjuangkan dana untuk renovasi rumah putih adat Aceh peninggalan keluarga
Sultan yang akhirnya direnovasi oleh pemerintah atas bantuan Wakil Gubenur pada
saat itu yaitu Bapak Azwar Abu Bakar. Pada masa konflik karena sifat bijaksananya
beliau selalu melakukan mediasi antara GAM dan TNI POLRI dan pemerintah secara
informal. Beliau juga sering diajak pemerintah untuk berbicara sosialisasi
tentang program pemerintah di desa-desa, serta seorang yang selalu melakukan
silaturahmi antara setiap rumah keluarga besar Sultan Aceh.
8. Tuanku Raja
Djohan,
- Telah meninggal
baru-baru ini tepatnya pada tanggal 27 Januari 2010 dengan tragis karena
ditabrak oleh dump truck Hercules yang membawa material proyek daerah lameu
ketika baru pulang dari berobat dipukesmas. Almarhum adalah seorang yang tuna
rungu karena sesuatu hal pada masa kecil tapi kelebihannya dapat membaca dan
sangat disegani dikampungnya yaitu kampung langga Aceh Pidie. Kehidupan
sehari-hari beliau dalam memenuhi kebutuhan hidupnya adalah dengan bertani dan
memberi doa/rajah untuk obat padi, masyarakat desa masih yakin bahwa beliau
punya kelebihan sebagai Keturunan Tuanku. Sampai hari ini belum ada perhatian
dari pemda untuk sekedar melayat keturunan Sultan Aceh yang meninggal dengan
tragis, beliau meninggalkan seorang istri dan 2 anak perempuan.
9. Tuanku Raja
Iskandar,
- ……..???
10. Tengku Putri
Sukmawati,
- Berstatus
sebagai seorang Janda yang hanya mengandalkan pensiun dari almarhum suaminya
yang tidak seberapa dan harus berusaha menghidupi serta menyekolahkan keempat
anaknya. Kehidupan beliau sepeninggal suami sangat sulit, tetapi beliau juga
mewarisi sifat dari keturunan sultan yaitu tidak pernah terlihat sedih dan
selalu ramah pada setiap orang, sehingga walau susah setiap orang yang datang
kerumah selalu diberi minum kopi dan makan dengan tidak memandang kasta, karena
keramahan beliau orang-orang yang datang baik itu tuna runggu, tidak waras tapi
ajaib yang tidak waras tersebut bisa waras dirumahnya. Rezeki yang datang
kepada beliau juga tidak terduga dari orang-orang sekitar dan yang datang,
sehingga dalam keadaan kesusahan ada saja yang datang membantu.
11. Tuanku Raja
Syamsuddin,
- Kehidupannya
sangat memprihatinkan, sekarang tinggal dengan istri beliau di Lhokseumawe untk
memenuhi kehidupan sehari-hari beliau adalah dengan bertani dan membawa becak
dayung dan tidak mempunyai rumah sendiri. Tubuh beliau terlihat kurus karena
bekerja sangat keras dan sering sakit-sakitan dan saat beliau sakit istrinya
kesana kemari berusaha memenuhi kebutuhan hidup mereka tapi mereka tidak pernah
menyerah dan mengemis kepada orang lain maupun pemerintah.
12. Tuanku Raja
Muhammad Daud,
- Beliau juga
tinggal di Lhokseumawe kehidupan beliau juga sangat sulit dan pedih, untuk
kehidupan sehari hanya mengandalkan dari hasil narik becak mesin dan langganan
bulanan untuk mengantar jemput anak-anak tetangga ke sekolah tetapi beliau
tidak mau mengeluh meskipun beliau cucu dari Sultan Aceh.
13. Tuanku Raja
Yusuf,
- Beliau
satu-satunya anggota keluarga sultan yang lumayan mapan karena berstus sebagai
pegawai negeri.
14. Tuanku Raja
Sulaiman,
- Beliau tinggal
di lampoh ranup Lamlo Aceh Pidie, untuk kehidupan sehari beliau berjualan
minyak bensin dan oli, dengan semangat pantang menyerah beliau dengan usaha
tersebut mampu menghidupi anak dan istrinya.
15. Teungku Putri
Gambar Gading,.
- Baru saja
berstatus sebagai seorang janda tapi beliau sudah menjadi pegawai negeri
mengikuti jejak abangnya Twk. Raja Yusuf meskipun susah payah dengan segala
keterbatasan untuk mendapat gelar sarjana dulu.
16. Tuanku Raja
Ishak Badruzzaman,.
- Beliau juga
tinggal di lampoh ranup Lamlo Aceh Pidie karena keterbatasan dana saat menjadi
mahasiswa beliau akhir meninggalkan bangku universitas dan pergi mengaji di
pasantren. Saat di pesantren beliau mendapat banyak ilmu agama dan juga
ketrampilan, salah satunya adalah dibidang perabotan, akhirnya bidang tersebut
menjadi dasar pekerjaan beliau sehingga sekarang punya tempat pembuatan perabot
di Lamlo.
Ini
seklumit kisah pilu para keturunan Kesultanan Aceh Terakhir yang dilupakan
jaman dan bangsa Aceh sendiri. Sangat disayangkan keturunan Tuanku Raja Ibrahim
tidak pernah dilibatkan dan kegiatan sosial budaya dan adat istiadat Aceh masa
kini, juga dilembaga-lembaga seperti MAA (Majelis Adat Aceh) atau Lembaga Wali
Nanggroe yang akan dibentuk nantinya. Padahal kisah dan Adat Istiadat Aceh
masih bisa diketahui dari keturunan Sultan Aceh terakhir ini dan akan menjadi
asset parawisata bagi pemda di jika pemerintah Aceh bisa menghargai mereka dan
membuat suatu tempat atau wadah bagi keluarga Sultan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar